Kala jala nelayan penuh, di hari-hari cerah nan jarang,
tongkol tampak bermain, mengisar pelangi nan pipih.
Kau lihat matanya: angkuh, namun sesat jua, dalam remang.
Kembalilah, kau ingin berkata. Kembalilah dari sedih
Kala laut gelap gamang, lesat punduk gelombang
mengangkat perahu tinggi, seringan anak panah peri
Kala kau terbang, semua airmatamu 'tuk sekarang,
kecuali beberapa yang, mungkin, untuk esok hari.
No comments:
Post a Comment